Monday, 24 December 2012

Tiga Mukzijat Nabi Muhammad, Ketika Rasulullah Bersama Uqa’il bin Abi Thalib, Pepohonan Yang Menuruti Perintah Nabi, Gunung Yang Menangis Karena Takut Api Neraka Serta Pengaduan Seekor Unta



Pada suatu ketika Uqa’il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad s.a.w.. Pada waktu itu Uqa’il telah melihat keajaiban yang membuatnya takjub namun hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam oleh karena ketiga perkara yang di alaminya bersama Rasulullah tersebut.

Peristiwa pertama adalah, bahwa Nabi Muhammad s.a.w. akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa’il, “Hai Uqa’il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata; “Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi penutup baginya, karena sesungguhnya Baginda akan buang air besar dan kemudian mengambil air wuduk.”

Uqa’il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar Baginda s.a.w. sampai beliau selesai dari hajatnya. Maka Uqa’il kembali ke tempat pohon-pohon itu.

Peristiwa kedua adalah, bahwa Uqa’il merasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun tak kunjung ditemui. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa’il bin Abi Thalib, “Hai Uqa’il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, “Jika padamu ada air, berilah aku minum!” 
Uqa’il lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan Baginda s.a.w. itu. Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, “Katakanlah kepada Rasulullah, bahwasanya aku sejak Allah s.w.t. menurunkan ayat yang bermaksud : (“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu).” “Aku menangis sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku.”

Peristiwa yang ketiga ialah, bahwa ketika Uqa’il sedang berjalan dengan Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah s.a.w., maka unta itu lalu berkata, “Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu.” Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus, Nabi Muhammad s.a.w. berkata, “Hendak apakah kamu terhadap unta itu ?”

Jawab orang kampung itu, “Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mau taat atau tidak mau jinak, maka dia akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan).” Nabi Muhammad s.a.w. bertanya, “Mengapa engkau mendurhakai dia?” Jawab unta itu, “Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak mendurhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku mendurhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, ia kerap tertidur dan meninggalkan solat Isya’. Kalau sekiranya dia mau berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isya’ itu, maka aku berjanji tidak akan mendurhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah s.w.t. menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka.”

Akhirnya Nabi Muhammad s.a.w. mengambil perjanjian dengan orang Arab kampung itu, bahwa dia tidak akan meninggalkan solat Isya’. Dan Baginda Nabi Muhammad s.a.w. menyerahankan unta itu kepadanya hingga kemudian dia pun kembali kepada keluarganya.

0 komentar:

Template by : buitenzorg skataduakata.blogspot.com